Saat luka , waktu terasa lebih lambat berjalan. Seolah dunia
berkonsipirasi untuk membuat perih semakin pedih. Keheningan yang di
gadang-gadang mampu membuat ketenangan , nyatanya malah mengusik segala
lamunan. Kenangan adalah scenario majemukkan.
Pun ketika mencoba tersenyum , jiwa menertawai hati yang
berpura-pura mencoba menyepi sukma berpesta. Menyanyikan kidung-kidung luka.
Simfony kesedihan menyayat hati yang ringkih. Tak ada tangisan karena air mata,
hanya akan menjelma cuka yang menetesi torehan luka menganga.
Bertahan itu apa ?
Kesetiaan untuk menghadapi pengabaian ?
Atau ketulusan menelan kekecewaan bulat-bulat ?
Mengikhlaskan diri terpuruk dalam pengap keputus asaan ?
Bicara tentang cinta di antara bahagia , kecewa , asa ,
harapan dan cita-cita memang begitu sulit di logika. Semua menjadi satu
kesatuan utuh yang tak bisa di buat runtuh.
Berani mencintai maka menjalani kesepakatan antara fikiran ,
hati dan jiwa untuk menerima dua pilihan . “ bahagia dan terluka “.
Maka , jika pada akhirnya aku terlihat bodoh dalam
mempertahankan luka dan pengabaian anggap saja aku tengah sibuk belajar
bagaimana cara mengejar cinta kepda satu namamu. Itu saja.
Dekap hangat ,
Dari aku yang menunggu.
by. M.A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar